Gunung Klotok Kediri: Wisata Sejarah, Mitos, dan Pendakian

Gunung Klotok Kediri

Gunung Klotok Kediri: Wisata Sejarah, Mitos, dan Pendakian – Gunung Klotok Kediri, berada di dekat kaki Gunung Wilis. Terletak di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kediri, dengan bagian barat lerengnya mencakup Desa Tiron dan Desa Manyaran di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Menjadi salah satu dari banyaknya wisata alam Kediri terbaru, tentunya Gunung Klotok memiliki sisi uniknya sendiri.

Meskipun terpisah dari lereng utama Gunung Wilis, Gunung Klotok masih termasuk dalam Pegunungan Wilis, dengan ketinggian 536 meter di atas permukaan laut. Di sekitar Gunung Klotok terdapat dua bukit lainnya, yaitu Puncak Klop dan Gunung Maskumabang, yang secara keseluruhan menawarkan pemandangan indah Kota Kediri dari ketinggian.

Lokasi ini menjadi daya tarik bagi para pendaki, dan Puncak Watu Bengkah serta Puncak Klop sering dipilih sebagai tempat berkemah untuk menikmati suasana alam yang menawan dan panorama kota kediri yang terlihat indah dari atas.

Baca juga: Gunung Kelud Via Kediri: Daya Tarik, Lokasi, dan Fasilitas

Nama Gunung Klotok berasal dari dua kata, “Kolo” yang berarti bahaya dan “Tok” yang berarti saja, sehingga secara harfiah berarti “gunung yang berbahaya”. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 536 meter di atas permukaan laut dan tampak unik karena bentuknya menyerupai sosok perempuan yang sedang tidur, yang membuatnya dijuluki “Si Cantik Tidur”.

Selain keindahannya, Gunung Klotok menyimpan nilai sejarah yang penting pada masa Kerajaan Kediri. Di kaki gunung ini terdapat tiga goa bersejarah, yaitu Goa Selomangleng, Goa Selobale, dan Goa Padedean, serta satu sumber mata air bernama Sumber Lo, yang hingga kini masih menjadi daya tarik bagi para pengunjung. Bentuk dan kisah di balik Gunung Klotok menambah daya tariknya, baik dari sisi keindahan alam maupun nilai historisnya bagi masyarakat sekitar.

Mitos Gunung Klotok Kediri

Gunung Klotok tidak hanya mempesona dengan keindahan alamnya, tetapi juga sarat akan kisah sejarah yang kuat. Menurut legenda, gunung ini menjadi tempat bertapanya Dewi Kilisuci, putri dari Raja Airlangga dan pewaris Kerajaan Kediri.

Dewi Kilisuci melakukan pertapaan di sebuah gua yang kini dikenal sebagai Gua Selomangleng. Dikisahkan, Dewi Kilisuci disebut sebagai wanita suci karena memiliki kondisi “kedhi” atau tidak mengalami menstruasi. Jejak pertapaannya ini mengikuti langkah ayahnya, Raja Airlangga, yang turun tahta untuk bertapa di Gunung Penanggungan.

Selain kisah spiritual Dewi Kilisuci, Gunung Klotok juga dikenal dengan mitosnya yang unik. Konon, pasangan yang belum resmi disarankan untuk tidak mengunjungi tempat ini, karena dipercaya dapat menyebabkan putusnya hubungan.

Mitos ini berawal dari kisah cinta Dewi Kilisuci yang dilamar oleh dua raja bersaudara, Mahesha Suro dan Lembu Suro. Namun, sang dewi tidak dapat menentukan pilihannya karena tengah menghadapi berbagai masalah kerajaan.

Sebagai cara menguji kesungguhan mereka, Dewi Kilisuci mengadakan sayembara, meminta kedua pelamar membuat sumur di atas bukit. Cerita ini akhirnya berlanjut ke legenda Gunung Kelud. Hingga kini, Gunung Klotok tetap menjadi simbol legenda, mitos, dan warisan sejarah Kediri yang memikat banyak pengunjung.

Rute Menuju Gunung Klotok

Bagi kalian yang ingin berkunjung atau mendaki ke Gunung Klotok, lokasinya hanya berjarak sekitar 5,5 km dari pusat Kota Kediri, dengan akses yang mudah dan banyak pilihan transportasi umum. Jalan menuju Gunung Klotok relatif mudah dibandingkan dengan jalur pendakian gunung lainnya, karena tidak terlalu terjal atau berkelok-kelok.

Dari pusat Kota Kediri, arahkan kendaraan ke Perempatan Sukorame. Di perempatan ini, kalian akan menemukan papan petunjuk menuju wisata Goa Selomangleng. Ikuti jalan tersebut hingga ujung, dan kalian akan sampai di lokasi Wisata Goa Selomangleng sekaligus titik awal pendakian Gunung Klotok. Jika masih merasa ragu dengan rute, kalian dapat menggunakan bantuan Google Maps untuk navigasi lebih lanjut.

Pendakian

Sebelum memulai pendakian di Gunung Klotok Kediri, ada baiknya mengetahui bahwa jalur pendakian ini belum memiliki pos atau basecamp resmi. Jadi, kalian bisa mendaki tanpa biaya alias gratis! Untuk parkir, kendaraan dapat dititipkan di depan Universitas Kadiri (UNIK), yang memiliki tanda lokasi parkir. Jika kalian juga berencana mengunjungi Goa Selomangleng, cukup parkir di area dalam wisata tersebut.

Untuk menuju puncak Gunung Klotok, ikuti jalan aspal dan belok ke kanan pada jalur yang sedikit menanjak. Kalian akan menemukan kantong air PDAM di sisi kanan jalan, yang menjadi titik awal pendakian menuju puncak. Dari sini, kalian dapat melanjutkan perjalanan sambil menikmati pemandangan indah sepanjang jalur menuju puncak.

Baca juga: 10 Daftar Pendakian Gunung Terfavorit di Jawa Timur

Setelah melewati area kantong air PDAM, jalur pendakian berubah menjadi tanah padat dengan kerikil kecil, memberikan sedikit tantangan. Jalur ini tidak terlalu menanjak dan diselingi “bonus” berupa pemandangan pohon rindang serta rumput liar di kedua sisi.

Setelah berjalan sekitar 30 menit, kalian akan tiba di Pos 1, yang disebut Pos Proliman. Pos ini merupakan titik persimpangan bagi para pendaki yang ingin menuju Puncak Watu Bengkah atau Puncak Klop di Gunung Klotok. Hal ini memberikan opsi untuk melanjutkan perjalanan ke dua puncak yang berbeda.

Pos 1 Proliman

Setelah beristirahat di Pos 1 Proliman, lanjutkan pendakian kalian menuju Puncak Watu Bengkah. Jalur awalnya masih landai hingga kalian tiba di sungai yang hampir kering, namun saat musim hujan, sungai ini akan berair deras, sehingga pendaki tidak perlu membawa banyak air dari bawah.

Namun, di musim kemarau, disarankan membawa persediaan air. Usai melewati sungai, jalur mulai menanjak hingga kalian menemui sungai kedua dan ketiga. Setelah itu, pendakian semakin berat dengan jalur menanjak menuju persimpangan ke gubuk Mbah Katimin atau ke puncak.

Selanjutnya, kalian akan melewati kebun singkong milik Mbah Katimin. Pendaki diimbau tidak mengambil singkong ini karena beracun; masyarakat setempat menyebutnya Telo Pandemir atau Telo Gendruo. Pada zaman dulu, singkong ini dikonsumsi hanya setelah dijemur hingga kering untuk menghilangkan racunnya.

Setelah kebun singkong, jalur kembali datar, lalu menanjak lagi hingga mencapai area pohon bambu. Di sini, pendaki harus berhati-hati, terutama pada musim hujan, karena tanjakan ini sangat licin. Setelah melewati tanjakan terakhir di bawah pohon bambu, kalian akan tiba di Puncak Watu Bengkah. Dari Pos 1 Proliman, perjalanan ke puncak Gunung Klotok memakan waktu kurang lebih 1,5 jam, dengan total waktu pendakian sekitar 2 jam dari parkiran. Sangat seru bukan?

Puncak Gunung Klotok

Puncak Gunung Klotok tidak terlalu luas namun cukup datar, dengan pohon besar yang sedikit menghalangi pemandangan. Meski begitu, dari puncak ini kalian bisa melihat Kota Kediri dengan jelas dan menikmati indahnya matahari terbenam, serta Gunung Kelud yang terlihat cukup jelas saat cuaca cerah.

Jika kalian ingin mendaki Gunung Klotok, disarankan untuk berangkat siang hari agar tiba sebelum malam, sehingga dapat menemukan area berkemah yang aman dan nyaman. Jika terlalu sore, terutama pada akhir pekan atau hari libur, area puncak biasanya sudah penuh oleh para pendaki pemula yang membuat suasana sangat ramai.

Scroll to Top